This is an outdated version published on 2020-06-25. Read the most recent version.

PANDANGAN MOHAMMAD NATSIR TERHADAP DA’WAH IHYA’ AS SUNNAH

Authors

  • Imam Taufik Alkhotob STID Muhammad Natsir

DOI:

https://doi.org/10.38214/jurnalbinaummatstidnatsir.v2i02.48

Keywords:

Mohammad Natsir, da’wah, ihya as sunnah

Abstract

Untuk mengetahui pandangan Mohammad Natsir terhadap da’wah ihya’ As Sunnah. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Natsir tampil sebagai tokoh modernis yang tampil progresif tanpa harus menjadi sekuler. Hal itu sebagaimana yang ia pesankan; ”Seseorang tidak perlu menjadi seorang sekuler terlebih dahulu untuk kemudian menjadi orang progresif atau orang modern.”[1] Ia menggunakan akal untuk mendobrak kejumudan berfikir tanpa harus menjadi kafir oleh sebab kemerdekaan berfikirnya yang melampaui batas. Pemahamannya terhadap agama baik menyangkut bidang akidah, ibadah dan akhlaq bahkan bidang-bidang lain dapat diambil benang merahnya dalam pemahaman Islam modernis yang memperjuangkan pemurnian agama. Ia mengamalkan sunnah Nabi, menda’wahkannya, dan menjaganya hingga akhir hayat. Semoga sunnah hasanah yang ditinggalkan menjadi jariyah disisinya.

Published

2020-06-25

Versions