This is an outdated version published on 2021-12-31. Read the most recent version.

RHETORIC DA'WAH MEDINA PERIOD

RETORIKA DA’WAH PERIODE MADINAH

Authors

  • Sya’roni Tohir

DOI:

https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i2.64

Keywords:

Retorika, Da’wah, Periode, Madinah.

Abstract

Tujuan Penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Retorika Da’wah Periode Madinah. Hasil penelitian : Rethorika da’wah ialah keterampilan berbahasa secara efektif, memuaskan dan kecerdasan dalam menyampaikan dan menampilkan ajaran Islam yang dapat digunakan untuk menyeru dan mengajak orang (manusia) ke dalam agama Islam, serta mempelajarinya,  mengamalkannya dan mensyiarkannya dengan baik. Allah subahanahu wa ta’ala dalam firman-firman-Nya banyak menyeru kepada hamba-hamba-Nya dengan seruan yang khithabnya (komunikannya) umum (hai manusia), ada yang khitabnya kepada golongan tertentu seperti hai orang-orang yang beriman, hai ahlul kitab, hai bani Israil, hai orang-orang kafir, ada juga yang sangat khusus seperti : “hai hamba-hambaku,” ya adam” dan “ya Ibrohim”. Seruan-seruan ini dapat menggabarkan kasih saying, sanjungan, penghormatan, kedekatan, ketegasan, keberanian, kemuliaan dan ketinggian martabat komunikator dan lain-lain. Bila diteliti lebih mendalam lagi, Bahasa seruan itu juga ada yang dipengaruhi oleh kontek situasi dan kondisi komunikator. Kapan dan di mana komunikator itu berada dan dalam situasi menang atau kalah. Bermartabat, sederajat atau hina di hadapan komunikannya. Kesimpulan : retorika da’wah rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada periode Madinah ada yang besifat umum dan retorika khusus pula. Ada retorika yang  menggambarkan bahwa islam itu memiliki ‘izzah (martabat yang tinggi). Retorika Islam yang santun, retorika islam itu mulia dan bermartabat. Retorika Islam itu adalah retorika yang singkat, padat, jelas, lugas, tegas, bahasanya mudah dan indah.

Published

2021-12-31

Versions